Apa Itu Akumulasi Penyusutan? Pengertian Dan Cara Menghitungnya

Mau Sewa Mobil ELF, Hiace, atau Bus Pariwisata?

Dapatkan Mobil Pariwisata Berkualitas Dengan Harga Terjangkau, Diduukung Dengan Driver Yang Handal! HartoTrans - Selalu Siap Menemani Perjalanan Wisata Anda.

Dalam perusahaan, penyusutan aset yaitu fenomena yang tidak dapat terhindarkan. Dalam operasional perusahaan, penyusutan tidak cuma sekali saja, melainkan akumulatif. Adapun akumulasi penyusutan merupakan pengurangan yang bersifat periodik alasannya aspek nilai atau usia pemakaiannya.

Seperti yang diketahui, aset adalah benda yang sungguh penting dalam sebuah perusahaan. Aset dapat menawarkan seberapa besar kekayaan yang dipegang oleh perusahaan. Tidak hanya itu, aset juga mampu menjadi representasi dari tingkat produktivitas perusahaan dalam menghasilkan omset.

Semakin besar nilai aset perusahaan, maka mampu dipastikan bahwa produktivitas perusahaan tersebut juga makin tinggi. Namun, perlu dikenang bahwa aset tidak mempunyai nilai tetap dan dapat mengalami kemerosotan nilai. Simak pengertian dan cara menghitung akumulasinya di sini biar makin paham.

Apa itu Akumulasi Penyusutan

Depresiasi atau akumulasi penyusutan yakni jumlah dari ongkos aset yang sudah dialokasikan ke beban penyusutan sejak aset dipakai semenjak permulaan oleh perusahaan.

Akumulasi meliputi aset yang dibangun dan dikumpulkan, seperti bangunan, peralatan kantor, perabotan, mesin produksi, kendaraan, dan berbagai peralatan yang lain. Seperti yang dikenali, banyak sekali jenis aset tersebut harganya akan berganti dari era ke abad.

Nilai suatu gedung di tahun permulaan pemakaian tentu lebih tinggi dibanding dengan sehabis lima tahun pemakaian. Contoh yang lain ialah penurunan nilai yang terjadi pada kendaraan pabrik yang menjadi salah satu aset pendukung kelangsungan operasional atau aktivitas bisnis dari perusahaan.

Dalam administrasi akuntansi, akumulasi ialah salah satu bab dari kontra aset. Hal ini pertanda bahwa, akun tersebut mempunyai keseimbangan dari kredit dan mampu meminimalkan nilai keseluruhan dari aset.

Baca juga: 10 Tips Monitoring dan Evaluasi Marketing Plan Hotel

Akun akumulasi ini berikutnya dikreditkan ketika beban penyusutan didebit setiap periode atau masa akuntansi. Jadi, akumulasi penyusutan yaitu penyesuaian nilai yang berafiliasi dengan penurunan manfaat dan kapasitas dari sebuah aset.

Dalam ungkapan yang lebih sederhana, sebuah aset mengalami penghematan nilai sebab usia atau lamanya kurun pemakaian.

Aset yang mengalami penyusutan disebut juga dengan aktiva tetap. Aset jenis ini ialah harta sah yang dimiliki perusahaan yang mampu digunakan untuk jangka waktu bertahun-tahun dan dimanfaatkan untuk memproduksi komoditas.

Adanya depresiasi aset menyebabkan suatu bisnis akan memberikan beban bagi separuh nilai aset modal setiap tahun, selama manfaat aset tersebut masih mampu berlangsung.

Hal ini mengambarkan bahwa setiap tahunnya, aset perusahaan yang dikapitalisasi tersebut akan digunakan untuk menciptakan pendapatan. Sedangkan biaya kepada pemakaian aset berikutnya akan dicatat.

Adanya akumulasi penyusutan membuktikan bahwa sudah terjadi perubahan nilai pada aset bisnis. Kebutuhan dari adanya penyusutan nilai aset bisnis ini adalah salah satu cara menyebarkan ongkos aset selama abad berlaku aset tersebut masih bisa dicicipi.

Selain depresiasi penyusutan, perumpamaan yang lain yang berhubungan dengan penurunan nilai aset adalah beban penyusutan. Walaupun sama-sama membahas ihwal kemunduran aset, keduanya mempunyai perbedaan yang cukup mendasar.

Secara lazim, depresiasi penyusutan ialah jumlah total dari penyusutan aset yang dimiliki oleh perusahaan sejak awal mula digunakan, sedangkan beban penyusutan yaitu jumlah yang memang sudah disusutkan cuma dalam waktu satu kurun pembukuan.

Baca juga: 5 Cara Jitu Mempromosikan Tempat Wisata dengan Website

Dikarenakan hanya dikalkulasi per tahun, maka beban penyusutan akan dicantumkan pada laporan laba-rugi, sedangkan depresiasi penyusutan akan dilaporkan di akun neraca.

Lebih singkatnya lagi, nilai depresiasi penyusutan ialah total dari beban penyusutan yang dicatat setiap tahun atau setiap kurun. Itulah mengapa, besarnya nilai akumulasi penyusutan bernilai sama dengan besarnya nilai beban penyusutan di simpulan tahun pertama dikala aset dipakai.

Sedangkan pada final tahun kedua, depresiasi penyusutan memiliki nilai yang sama dengan beban penyusutan di tahun pertama, tahun kedua, dan seterusnya.

Cara Menghitung Akumulasi Penyusutan

Cara Menghitung Akumulasi Penyusutan

Dalam menjumlah depresiasi penyusutan, maka perlu memperhatikan beberapa faktor atau faktor. Setelah itu, kamu mampu mulai menjumlah akumulasinya. Pemaparan lebih jelas akan disampaikan di sini :

1. Faktor-faktor Menghitung Depresiasi Penyusutan

Berikut ialah beberapa pendapatyang perlu diketahui dalam mencari depresiasi penyusutan:

a. Harga Perolehan Aset

Harga perolehan ialah seluruh pengeluaran yang dikeluarkan untuk bisa mendapatkan laba atau faedah dari aset tersebut.

Hal ini bukan hanya meliputi harga pembelian aset, tetapi juga biaya-biaya lainnya, mirip biaya pengangkutan, pengantaran barang, pemasangan, perakitan, dan lain sebagainya.

b. Taksiran Umur Aset

Apa yang dimaksud taksiran umur aset? Istilah ini menyatakan seberapa lama waktu penggunaan aset tersebut atau dimanfaatkan fungsinya. Contohnya, suatu mesin operasional diprediksi memiliki usia pemakaian selama 10 tahun. Angka inilah yang dinamakan dengan taksiran umur aset dan bisa ketimbang aset yang serupa.

c. Taksiran Nilai Sisa

Pertimbangan kedua yang perlu diperhatikan semoga mampu mengenali nilai depresiasi penyusutan aktiva tetap yaitu dengan mengetahui taksiran nilai residu atau nilai sisa.

Dengan kata lain, pemilik aset mesti mampu menaksir jumlah nilai dari sebuah aktiva tetap setelah usia pemanfaatannya habis. Taksiran nilai sisa ini akan tidak bernilai lagi bila aset tersebut telah tidak dijual.

d. Nilai Residu

Nilai residu merupakan taksiran dari nilai sisa aktiva tetap sehabis proses pemakaian. Perlu dimengerti bahwa nilai residu tidak selalu ada, sehingga bisa saja sebuah aktiva tetap tidak mempunyai nilai residu.

Penyebabnya adalah pada ketika penarikan tiba, maka sebuah aset tidak dijual dan tidak dimanfaatkan dengan optimal. Dengan kata lain, nilai residu dapat terjadi kalau suatu benda dibiarkan begitu saja dan tidak dimanfaatkan setelah kala pemanfaatannya sudah habis.

Hal ini tentu tdak disarankan sebab aktiva tetap tersebut akan cenderung mengkonsumsi ruang atau tempat yang harusnya mampu dialokasikan untuk menyimpan benda lain yang lebih berguna.

Selain itu, alternatif lain yang bisa dilakukan adalah dengan mendaur ulang aktiva tetap tersebut semoga mampu memperpanjang nilai fungsinya untuk kepentingan perusahaan.

e. Harga Buku

Harga buku merupakan nilai historis atau harga dikala aktiva tetap diperoleh, yang mana harga perolehan tersebut akan dikurangi dengan depresiasi penyusutan aktiva tetap selama umur pemanfaatannya.

f. Umur Ekonomis

Umur irit ialah prediksi usia penggunaan aktiva tetap atau batas-batas waktu pemakaian aset. Umur ekonomis aset digolongkan menjadi dua, ialah umur fungsional dan fisik.

Umur fisik menampakkan keadaan aset dalam bentuk fisik. Dalam hal ini, sebuah aset masih memiliki umur fisik jika masih dalam keadaan baik meskipun mengalami penurunan manfaat.

Sedangkan umur fungsional berhubungan dengan fungsi dari sebuah aset yang dimiliki oleh perusahaan. Aktiva dikatakan memiliki umur fungsional bila masih mampu difungsikan sebagaimana mestinya dan memperlihatkan bantuan bagi produktivitas perusahaan.

2. Cara Menghitung Akumulasi Penyusutan

Pada dasarnya, tidak ada formula khusus untuk menjumlah depresiasi penyusutan. Dengan kata lain, tidak ada standar baku yang dipraktekkan untuk mampu mengetahui nilai penyusutan aset.

Adanya beban atau ongkos penyusutan aset ini mengisyaratkan semakin berkurangnya nilai aset secara berangsur setiap tahunnya. Hal ini mengambarkan bahwa nilai buku aset tersebut tidak akan bernilai sama dengan nilai aset di permulaan pembelian yang telah dimanfaatkan selama beberapa tahun.

Meskipun demikian, ada beberapa cara yang dapat dipraktekkan supaya depresiasi penyusutan aset mampu dikenali, yakni dengan memakai sistem garis lurus dan tata cara saldo menurun ganda. Adapun tata caraa menghitungnya yaitu selaku berikut:

a. Metode Garis Lurus

Cara mengkalkulasikan depresiasi penyusutan yang pertama yakni dengan menerapkan tata cara garis lurus. Metode ini tergolong cara yang paling mudah untuk mengkalkulasi nilai akumulasi penyusutan.

Jika menerapkan metode ini, maka jumlah aset akan terakumulasi dengan jumlah yang serupa setiap tahunnya, selama manfaat umurnya masih tersisa. Langkah-langkah mengkalkulasikan depresiasi penyusutan memakai metode garis lurus adalah:

  • Lakukan penghematan dari nilai buku aset atau nilai sisa aktiva tetap setelah seluruh penyusutan dibebankan dari harga beli aset sepenuhnya. Cara ini dikerjakan agar mampu memilih jumlah beban yang mampu disusutkan.
  • Selanjutnya, hasil yang diperoleh dari langkah tersebut akan dibagi jumlah tahun sesuai dengan masa manfaat aktiva tetap, sehingga dapat diketahui nominal penyusutan tahunannya.

Cara menghitung depresiasi penyusutan aktiva tetap lewat tata cara garis lurus mampu dirumuskan menggunakan rumus berikut:

Penyusutan tahunan  = (Harga beli-Nilai sisa)/Tahun abad manfaat

Contohnya, suatu perusahaan akan membeli kendaraan operasional seharga Rp120 juta. Selanjutnya, kendaraan tersebut mempunyai nilai sisa sebanyak Rp40 juta dan periode keuntungannya selama 10 tahun ke depan. Lalu, berapakah nilai penyusutan tahunannya?

Penyusutan tahunan = (Rp120 juta-Rp40 juta) : 10 tahun = Rp8 juta

Mengacu pada hasil penghitungan tersebut, maka mampu disimpulkan bahwa kendaraan operasional perusahaan telah terdepresiasi sebanyak Rp8 juta setiap tahun.

b. Metode Saldo Menurun Ganda

Cara mencari depresiasi penyusutan pada aset perusahaan yang berikutnya yakni dengan menerapkan tata cara saldo menurun ganda. Metode ini mampu diaplikasikan untuk mengenali nilai penyusutan dengan cara yang simpel.

Dengan menerapkan tata cara ini, maka akan dikenali bahwa penyusutan aset mampu terjadi lebih awal, meskipun usia faedah aset masih tersisa. Hal ini menawarkan bahwa aset mengalami depresiasi lebih dini dan acap kali terjadi di luar prediksi.

Adapun cara mengkalkulasikan depresiasi penyusutan menggunakan sistem saldo menurun ganda yakni selaku berikut:

Akumulasi penyusutan = (Harga pembelian-Nilai sisa) x (1/Tahun masa faedah) x 2

Contohnya, suatu perusahaan berbelanja mobil operasional seharga Rp150 juta. Nilai sisa aset yang dimiliki sebesar Rp50 juta, sedangkan kala manfaatnya selama 10 tahun. Lalu, berapakah total akumulasi penyusutannya?

Depresiasi penyusutan = (Rp 150 juta-Rp 50 juta) x (1:10) x 2 = Rp20 juta

Jika diperhatikan nilai perhitungan tersebut, maka dapat dikenali bahwa pada tahun pertama, ada beban ongkos penyusutan tahunan kendaraan yang meraih angka Rp20 juta. Agar bisa mengkalkulasikan jumlah penyusutan di tahun ke-2, maka kurangilah jumlah biaya penyusutan dari nilai harga pembelian.

Kemudian, gunakan rumus penyusutan mirip yang telah dijelaskan sebelumnya.

Depresiasi penyusutan di tahun ke-2 = (Rp 130 juta-Rp 50 juta) x (1:10) x 2 = Rp16 juta

Dengan begitu, maka beban penyusutan kendaraan beroda empat di tahun ke-2 yaitu sebesar Rp16 juta. Kamu dapat menerapkan rumus yang serupa untuk mampu menjumlah beban penyusutan di tahun yang ke-3 dan tahun berikutnya.

Setiap tahun, setiap aktiva tetap akan mengalami penyusutan nilai dengan jumlah yang mampu diprediksi dari kini.

Oleh alasannya itu, perusahaan perlu memahami cara menghitung akumulasi penyusutan semoga mampu mengambil langkah yang bijak dalam mempergunakan aset-aset yang dimilikinya.

Artikel Menarik Lainnya:

× Butuh Bantuan? Chat Sekarang!