Arti Insecure Dalam Bahasa Gaul Anak Jaksel

Mau Sewa Mobil ELF, Hiace, atau Bus Pariwisata?

Dapatkan Mobil Pariwisata Berkualitas Dengan Harga Terjangkau, Diduukung Dengan Driver Yang Handal! HartoTrans - Selalu Siap Menemani Perjalanan Wisata Anda.

Pernah mendengar kata insecure? Kosakata bahasa Inggris ini sudah biasa dipakai dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan nyata maupun dalam bermedia sosial. Secara lazim, insecure yaitu rasa tidak percaya diri atau minder. Perasaan mirip ini kerap dialami oleh banyak orang. Apa penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya?

Apa Itu Insecure?

insecure adalah

Melansir laman WebMD, insecure atau insecurity adalah perasaan ketidakpastian atau tidak cukup, seperti tidak cukup baik dalam banyak faktor kehidupan. Di antaranya aspek korelasi sosial, pekerjaan, citra badan, dan masih banyak lagi.

Orang yang insecure umumnya sukar untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Sebab, mereka merasa tidak mampu atau tidak berdaya untuk melakoni hal-hal tertentu. Insecure juga kerap menimbulkan asumsi-anggapan negatif. Biasanya tentang kesanggupan seseorang dalam beradaptasi dengan lingkungan.

Insecure mampu terjadi pada semua orang dan perlu segera dilaksanakan penanganan. Sebab, orang yang insecure lebih rentan kepada sejumlah keadaan, di antaranya:

  • Mengalami gangguan makan
  • Memiliki kepribadian narsistik
  • Merasa rendah diri
  • Menjadi langsung yang terlalu pasif
  • Merasa paranoid
  • Cenderung merasa dirinya tidak berharga
  • Depresi

Orang yang insecure umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Cenderung ingin selalu diminati orang lain atau ungkapan kerennya people pleaser.
  • Ingin selalu mendapatkan validasi dari orang lain karena bisa membuat mereka merasa tenteram dan kondusif.
  • Suka mengatur dan sulit percaya pada orang lain.
  • Orang insecure terlalu sering menunjukkan kelemahan dirinya biar disanjung oleh orang lain.
  • Tak jarang, orang insecure juga menunjukkan dirinya sendiri secara tersirat.

Faktor Penyebab Insecure

Insecure yaitu kondisi kepribadian yang biasanya disebabkan oleh empat aspek utama. Di antaranya yaitu faktor fisik, pendidikan, finansial, dan karier. Adapun penjelasan lengkapnya yaitu sebagai berikut.

1. Faktor fisik

Faktor fisik yang dimaksud di sini yakni semua yang berhubungan dengan performa fisik. Hal ini meliputi muka, postur badan, berat badan, dan tinggi badan. Insecure karena aspek fisik bisa terjadi pada wanita maupun pria.

Orang cenderung mengalami insecure jika tampilan fisiknya dianggap tidak sesuai dengan kriteria kecantikan yang berlaku di suatu kalangan masyarakat. Alhasil, orang tersebut akan melaksanakan apa pun demi mendapatkan performa yang cocok dengan tolok ukur keayuan yang ada.

2. Faktor pendidikan

Pada dasarnya, pendidikan bertujuan untuk memerdekakan manusia. Namun kini pendidikan semakin beralih fungsi, adalah menjadi ajang untuk mencari gengsi. Dalam sejumlah kelompok penduduk , orang yang mempunyai gelar pendidikan dianggap lebih terpandang.

Bisa menyekolahkan anak di sekolah yang dianggap favorit juga bisa menjadi media untuk meningkatkan gengsi sebagian orang renta. Bila tidak mempunyai gelar atau tidak bisa sekolah di institusi favorit, beberapa orang biasanya akan menjadi insecure.

3. Faktor finansial

Kondisi finansial tergolong salah satu aspek biasa yang memicu munculnya perasaan minder. Umumnya terkait persoalan penghasilan yang dimiliki oleh seseorang, baik itu laki-laki maupun perempuan.

Bila seseorang mempunyai penghasilan yang lebih rendah dari orang lain, khususnya keluarga atau sobat akrab, orang tersebut akan insecure. Dalam suatu keluarga, pihak laki-laki atau suami adalah yang paling rentang mengalami perasaan minder.

4. Faktor karier

Karier ternyata juga bisa membuat seseorang merasa insecure. Bila seseorang belum mempunyai pekerjaan, lazimnya orang tersebut akan merasa minder. Perasaan tersebut muncul saat mereka membandingkan diri dengan orang-orang terdekat yang sudah mempunyai pekerjaan.

Bergengsi atau tidaknya karier seseorang juga mampu menimbulkan perasaan insecure. Sebagai teladan, menjadi ASN dianggap selaku profesi paling bergengsi oleh sebagian masyarakat Indonesia. Nah, orang yang tidak menjadi ASN, sering kali condong merasa iri dan minder meskipun telah mempunyai pekerjaan.

Selain keempat faktor di atas, insecure juga mampu dipicu oleh beberapa hal. Di antaranya yakni:

  • Lingkungan yang tidak mengajarkan kasih sayang dan interaksi sosial yang sehat.
  • Sering mengalami penolakan atau kegagalan.
  • Tidak mempunyai kemampuan untuk menerima realita yang ada.
  • Sering dipandang sebelah mata oleh banyak orang, termasuk keluarga.
  • Kecenderungan untuk bersikap perfeksionis, ingin seluruhnya selalu berlangsung dengan sempurna.
  • Tekanan sosial dari masyarakat dan orang tua.
  • Pernah mengalami bullying atau perundungan.

Cara Mengatasi Insecure

insecure adalah

Sekali lagi, insecure ialah kondisi yang mampu berujung pada kondisi mental yang lebih memprihatinkan. Untuk itu, perasaan insecure harus tertuntaskan dengan sejumlah cara seperti di bawah ini.

1. Belajar melawan fikiran negatif

Kegagalan yakni hal yang sungguh lumrah dalam menjalani kehidupan. Kalau kamu mengalaminya, jangan terus-menerus menyalahkan diri sendiri. Coba pusatkan perhatianmu pada hal-hal yang nyata. 

Kamu juga mampu melaksanakan acara yang kau sukai untuk mengalihkan perhatianmu. Dengan begitu, kau tidak akan berlarut-larut memikirkan hal-hal yang seharusnya kau kerjakan untuk mencegah kegagalan yang telah terjadi.

2. Belajar mendapatkan realita

Menerima kenyataan atau hal-hal yang tidak cocok keinginan memang sulit. Namun cobalah berguru untuk menerimanya. Anggap bahwa semua hal yang tidak cocok dengan keinginanmu ialah hal yang normal dan umum terjadi dalam menjalani kehidupan. 

Lagi pula, semua yang ada di kehidupan berada di luar kontrol kamu. Satu-satunya yang bisa kamu kendalikan yaitu reaksi kau sendiri. Sebagai teladan, kamu sudah berupaya berkali-kali untuk masuk ke universitas keinginan tapi tetap gagal. Berusahalah untuk mendapatkan realita tersebut. Sebab, sadar kapan harus berhenti berjuang ialah tanda kedewasaan emosional.

3. Jadikan kegagalan selaku motivasi

Terlalu sering menyalahkan atau tidak suka diri sendiri yaitu penyebab perasaan insecure. Cobalah untuk mengurangi kedua kebiasaan tersebut. Jangan menilai kegagalan yakni sesuatu yang dapat mengurangi harga dirimu. Namun jadikan kegagalan sebagai pengalaman yang berharga dan mampu memotivasimu untuk menjadi eksklusif yang lebih baik.

4. Kurangi kebiasaan membandingkan diri

Beberapa orang memiliki penghasilan yang lebih tinggi, punya banyak prestasi, atau bahkan penampilan yang lebih mempesona. Tak ada salahnya kau memakai hal-hal tersebut sebagai motivasi diri. Akan namun, jangan hingga kau menggunakannya untuk membandingkan dirimu sendiri.

Kebiasaan membanding-bandingkan diri dengan orang lain akan membuatmu kian merasa insecure. Ketahuilah bahwa akan selalu ada orang yang lebih baik dari kamu dan belajarlah untuk menerima kenyataan ini. 

Di samping itu, orang biasanya cuma akan memperlihatkan diri mereka yang terbaik jika berada di depan orang. Kamu tidak akan tahu apa yang mereka alami di balik semua pencapaian mereka. Untuk itu, jangan mencampakkan-buang waktu hanya untuk membandingkan dirimu sendiri dengan kehidupan orang lain.

5. Jangan bersikap terlalu keras pada diri sendiri

Selalu upayakan yang terbaik di setiap hal yang kamu jalani, baik itu soal pendidikan, pekerjaan, dan lain sebagainya. Kalau kamu menerima hasil yang tidak sesuai, jadikan selaku pelajaran dan motivasi.

Kalau kau merasa letih dengan semua yang kau hadapi, tak ada salahnya untuk berhenti sejenak. Jangan ragu juga untuk meminta pesan yang tersirat atau pinjaman dari orang-orang yang kamu yakin. Ingat, memaksakan diri sendiri akan membuatmu semakin terpuruk.

Dari ulasan di atas bisa disimpulkan bahwa insecure yaitu kondisi yang bisa terjadi pada siapa pun. Kondisi ini perlu diidentifikasi penyebabnya agar mampu diketahui bagaimana cara yang tepat untuk mengatasinya. Jika perasaan insecure kian mengusik, tak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan psikiater atau psikolog ahli.

Artikel Menarik Lainnya:

× Butuh Bantuan? Chat Sekarang!